Minggu, 13 Maret 2011

Saat mencari





Saat kumengingat indahnya kehidupan manusia, segera kuingat seseorang, seorang penabur kebijaksanaan. Kuingat lagi dalam benakku suatu puisi yang menyentuh kalbu:









Tebarkanlah, semaikanlah: yang terpenting adalah menaburkan, menyemaikan, entah sedikit ataupun banyak , taburkanlan, semaikanlah, benih pengharapan. Tebarkanlah senyummu, sebab hal itu akan mencerahkan segala yang ada di sekitarmu. Semaikanlah tenagamu untuk menghadapi pertempuran dalam hidup. Taburkanlah keberanianmu demi membangkitkan semangat dalam diri orang-orang di sekitarmu. Semaikanlah semangatmu, imanmu, cintamu. Semaikanlah itu semua, biarpun sedikit, bahkan biarpun nampaknya tak berguna, taburkanlah. Tebarkanlah fantasi dan hendaklah kamu mempunyai keyakinan, sebab setiap biji akan memberikan hasil bagi setiap sudut terpencil di dunia.





Kuingat ketika saya remaja, saat saya mencari dan menemukan arah hidup, kuharus berada di luar gerbang supaya mendapatkannya, karena tiada seorangpun berkenan masuk dalam taman yang misterius, di mana pepohonan dan semak belukar membentuk belantara yang tak dapat dimasuki. Cahaya matahari terhalang dan hampir tak dapat menembus rimbunnya dedaunan hijau, terutama pada musim semi.



Seringkali aku hanya bisa menanti di depan pintu gerbang tanpa melihat adanya mahkluk hidup di sana. Pada saat aku tenggelam dalam bacaan, dan tak ingin diganggu, aku terus menerus membenamkan diriku pada buku buku pengetahuan yang merupakan kekayaan yang kumiliki. Bagaimanapu juga membaca adalah makanan sehari hariku, sarana yang dapat membawaku pergi jauh dan mengetahui perihal bangsa-bangsa dan masyarakat dalam kehidupan pribadinya, yang mungkin saja takkan pernah kujumpai.

Suatu malam saya duduk di sebuah batu di dekat pintu gerbang. Saat itu gelap, awan tebal kemerahan bergerak lambat di cakrawala, di antara pohon-pohon pinus yang menghalangi berkas cahaya, semuanya itu melengkapi suasana musim semi. Angin berhembus membawa aroma bunga bunga, sementara burung-burung camar beterbangan di atas laut dan terdengar nyanyian burung-burung bulbul yang menyusup di antara hutan pinus lalu hinggap di antara dedaunan pohon ek. Pucuk-pucuk pohon cemara bergoyang perlahan, terdengar lirih suara dari deburan ombak laut dan dari mesin setiap kapal yang bergerak menjauh.

  Bunda Maria dan Santo Yusuf , doakanlah kami   Upaya Keuskupan Agung Jakarta (KAJ)     untuk menjadi Gerakan dan Persekutuan umat Alla...